Sore ini aku memutuskan untuk kembali ke lapangan bola lagi untuk mengobati rasa rindu itu. Lapangan bola ini adalah salah satu tempat yang dulu sering kami kunjungi. Dulu aku sangat suka duduk di bawah pohon akasia ini lalu menyandarkan tubuh di batangnya yang kokoh. Sementara Jun lebih memilih memanjat ke puncaknya.
"Di sini lebih enak, tidak ada yang bisa menggangguku, tidak ada yang tahu apa yang kulakukan di sini..."Itu percakapan kami tiga tahun yang lalu. Mungkin inilah saatnya aku harus naik. Jujur saja, mungkin bagi Jun tingginya tak seberapa, tapi bagiku tempatnya memang terlihat sangat tinggi, dan aku masih saja takut ketinggian. Tapi tidak apa. Aku harus bisa melawan rasa takutku. Aku ingin melihat pemandangan yang indah itu. Mungkin sekarang tak lagi seindah dulu. Andai keadaannya masih seperti dulu, pasti akan lebih indah.
"Kau menyindirku! Mentang-mentang aku sering mengganggumu..."
"Baguslah kalau kau merasa. Hehehee..."
"Sial! Tunggu kau ya! Aku akan naik kesitu dan menjitakmu!"
"Sudah, jangan sok berani, aku tahu kau takut ketinggian. Nanti kau jatuh."
"Nah, sekarang kau mengejekku!"
"Hahahahaaa... sayang sekali kau tidak bisa naik ke sini. Padahal dari sini kau bisa melihat banyak hal yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Pemandangannya indah..."
"Bawa aku naik!"
"Oh, tidak bisa. Kau harus naik sendiri."
"Dasar pelit! Oke, suatu saat aku pasti akan naik kesitu."
Langkah pertama, kedua, ketiga, dan terus sampai kesepuluh. Aku berhasil memanjati batang pohon ini, sudah separuh jalan. Ternyata tidak begitu sulit. Hanya saja ketika kulihat ke bawah, astaga..... sudah cukup tinggi. Dan ketika kulihat ke atas ternyata masih jauh. Mungkin masih butuh sekitar sepuluh langkah lagi untuk sampai di atas. Kulanjutkan langkahku, tak peduli lagi dengan ketinggian. Enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Hap! Akhirnya sampai juga. Ternyata di puncak pohon ini ada papan yang disusun menyerupai pos pengintai.Tidak terlalu luas, mungkin hanya sekitar satu meter persegi, tapi sangat nyaman. Pantas saja Jun betah berlama-lama di sini, ternyata memang sangat menyenangkan. Sesaat aku duduk dan bersandar di batang pohon ini, menikmati angin sepoi-sepoi dan suara burung berkicau.
Namun detik berikutnya perhatianku tertuju pada sesuatu yang ada di batang pohon ini. Kulihat batang pohon ini dikikis, kulitnya dikelupas, dan ada tulisan tangan seseorang di batang yang terkelupas itu. Di bagian bawahnya tertulis "Jun - 14022012". Ternyata itu tulisan Jun. Kemudian aku mulai membacanya. Betapa kagetnya aku ketika membaca tulisan Jun. Hatiku langsung terasa ngilu, detak jantungku tak karuan, dan kepalaku mendadak pusing. Aku kehilangan keseimbangan, lalu semuanya mendadak berubah menjadi gelap.
"BRUUUK...!!!"
Hanya itu yang kudengar. Lalu selebihnya aku tak ingat apa-apa. Hanya gelap, gelap, dan gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar