Berkutat dengan pekerjaan yang kugeluti saat ini memiliki banyak suka dan dukanya. Ada banyak hal unik yang kujumpai setiap hari, bahkan ada yang sedikit menyisakan trauma. Trauma? Iya, trauma. Karena ada satu insiden yang cukup berbahaya yang terjadi dan cukup membuatku sedikit trauma.
Bayangkan, kau sedang mengendarai motor dengan kecepatan sedang, lalu melintasi sebuah persimpangan. Sialnya, kau lupa mengurangi kecepatan. Lebih sialnya lagi, kau lupa kalau rem motormu belum diservis. Lalu terjadilah insiden itu, sebuah truk pengangkut tanah melintas di simpang yang sama, datang dari arah kiri, hendak membelok ke kiri (arah yang sama dengan arah yang kau tuju). Tapi ketika melihatmu kehilangan kendali, sopir truk malah menghentikan mobilnya tepat di tengah persimpangan. Ketika kau hendak menginjak pedal rem, semua sudah terlambat, spakbor depan motormu sudah menghantam bodi samping truk itu, lalu tersangkut. Kau panik, ditambah lagi sopir truk yang dengan segera memakimu. Kau semakin panik karena mulai banyak orang yang menontonimu. Ya, hanya menontonimu, tak ada yang datang menolongmu. Cukup lama sampai akhirnya seorang temanmu yang datang menolongmu, lalu seorang yang lain menjemputmu, mengajakmu masuk ke dalam mobilnya, dan menyuruhmu minum agar segera tenang (sementara motormu yang ringsek itu dihandle oleh temanmu yang satu lagi).
Bagaimana jika kau yang jadi aku, mengalami insiden itu? Bagaimana perasaanmu? Kacau? Bingung? Malu? Sakit? Semuanya... Ya, semuanya. Sedikit menyisakan trauma. Sekarang, ketika aku melintasi simpang itu lagi, aku segera waspada, mengurangi kecepatan motorku, lalu menoleh ke kanan-kiri. Tak lupa kubunyikan klakson motorku yang suaranya membahana itu. Hanya antisipasi, jangan sampai terjadi insiden memalukan itu lagi. Memang kesalahanku, terlalu terburu-buru, kurang hati-hati, dan tidak melihat ke kanan-kiri lagi. Belajar dari kesalahan itu, aku semakin berhati-hati setiap kali akan melewati sebuah persimpangan.
Persimpangan...
Dalam hidup ini pun kita selalu berhadapan dengan persimpangan, begitu banyak pilihan yang membingungkan. Kita akan ke kanan, atau ke kiri, atau lurus? Jauh-jauh sebelum bertemu dengan persimpangan itu seharusnya kita sudah tahu hendak ke mana arah langkah kita, ke mana tujuan kita, sehingga kita dapat melangkah lebih pasti. Jangan terburu-buru. Siapa tahu dari arah lain ada yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi juga. Bila salah langkah, akan terjadi "insiden tabrakan" seperti yang kualami.
Di persimpangan akan terjadi banyak pertemuan. Di persimpangan juga akan terjadi banyak perpisahan. Karena setiap pertemuan memang akan berakhir dengan perpisahan, yang kemudian untuk mengalami pertemuan lagi, perpisahan lagi, begitu seterusnya. Hidup ini adalah seni memilih. Dalam hidup ini dunia menawaran banyak pilihan. Tinggal kita yang harus bijak dalam memilihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar