welcome to the page

welcome to the page

Selasa, 10 Juni 2014

Aku, si Perasa yang Pemalas (Melankolis-Plegmatis)


Hai, cukup lama aku meninggalkan rutinitasku karena ada beberapa hal yang menurutku perlu untuk didahulukan, dan tapi pada akhirnya tetap saja tidak selesai-selesai (if you know what I mean). Jadi, setelah sekian lama aku berhenti, hari ini aku mencoba untuk mengobati rasa rinduku pada rutinitasku lagi. Yep, aku mencoba menulis lagi. So, apa yang akan kutulis? Lihat saja, tidak usah banyak komentar.

Entah kenapa beberapa waktu belakangan aku merasa seperti memiliki dua kepribadian yang bertentangan dan terperangkap dalam satu tubuh yang seolah tak berdaya. Di satu sisi aku merasa "bahagia", tapi di sisi lain aku seperti merasa "bersalah". Aku bingung, ada apa ini sebenarnya? Sampai aku berfikir, mungkin tiap manusia terlahir dengan kepribadian ganda, karena aku yakin, sebagian besar manusia di bumi ini pasti pernah mengalami satu momen "bertentangan dengan diri sendiri" (entah teori dari mana itu, hahaa). Sampai akhirnya aku memutuskan googling tentang tipikal kepribadian manusia, dan aku menemukan beberapa artikel tentang empat tipikal kepribadian manusia itu.

Tidak perlu panjang lebar aku menjelaskannya, semua orang pasti sudah paham betul tentang Sanguinis, Koleris, Plegmatis, dan Melankolis. Untuk kali ini aku hanya akan menjelaskan karakter macam apa yang "hidup" dalam diriku (yang kadang aku pun merasa sebal dengan diriku sendiri). Setelah banyak membaca artikel psikologi tentang kepribadian manusia dan mencoba menjawab psikotes-psikotes tentang kepribadian, ternyata aku adalah perpaduan antara Melankolis-Plegmatis. Dua kepribadian inilah yang sering saling bertentangan dan "berperang" dalam diriku, tinggal lihat siapa yang paling dominan dan akan "memenangkan peperangan" dalam batin.

Dalam pergaulan, aku cenderung pendiam, tidak banyak bicara, lebih suka mendengarkan, sering menarik diri, dan lebih suka bekerja di balik layar. Di sisi lain, ketika menghadapi sesuatu, aku sering berprasangka buruk, mudah curiga, negative thinking, cenderung pemilih, dan sering berekspektasi tinggi. Ketika sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diekspektasikan, maka akan mengalami kekecewaan yang luar biasa. Aku sangat suka musik dan puisi, tak heran aku lebih suka menghabiskan waktu mendengarkan musik sambil membaca tulisan-tulisan indah milik Kahlil Gibran, yang terkenal sangat puitis. Kemudian, di kondisi lainnya, aku sering merasa terlalu perasa, gampang tersinggung, lalu kemudian menikmati rasa sakitnya sendiri tanpa bisa mengungkapkannya, dan pada akhirnya hanya memendam. Aku gampang menangis, kadang hanya karena melihat sesuatu yang mungkin menurut orang-orang kebanyakan hanya hal sepele (Misal : melihat anak kucing yang mengeong-ngeong di pinggir jalan mencari induknya, hatiku bisa mendadak pilu dan mata berkaca-kaca. Pasti dianggap lebay). Aku juga sedikit sulit mengungkapkan sesuatu, misalnya aku marah pada seseorang, aku memilih diam dan memendam, jadilah seperti "pendendam". Tapi ketika aku bersama sahabat terbaikku (teman dekatku), aku seakan-akan berubah menjadi seseorang yang sangat ekstrovert, sangat terbuka, dan berapi-api menceritakan segalanya. Aku menjunjung tinggi loyalitas, ketika aku sudah merasa nyaman dengan seorang sahabat, aku akan rela melakukan apapun untuk sahabatku dan tidak pernah memperhitungkannya. Aku siap menampung curhat, mampu memberikan solusi, sangat perhatian dan siap memberikan ‘segalanya’ untuk sahabatku tanpa mengharapkan pamrih. Ini semua adalah pengaruh dari si Melankolis.

Tapi di sisi lain, si Plegmatis juga punya kendali besar dalam diriku. Aku benci perdebatan dan perselisihan, aku cenderung lebih suka mengalah, menjauh, dan menghindar bila ada suatu konflik. Bukan berarti aku payah, bukan berarti aku tak mampu menyelesaikannya, tapi karena aku tidak suka perdebatan. Aku lebih baik mengalah daripada harus berdebat. Aku cinta kedamaian (padahal konflik tanpa perdebatan tentu tak akan menemukan pemecahannya). Aku juga sangat pemalas, mudah sekali merasa malas, bila sedang semangat untuk mengerjakan sesuatu namun tiba-tiba ada yang menghambat, seketika juga aku jadi malas untuk melanjutkannya, terlalu mudah patah. Aku butuh orang-orang yang bisa memotivasiku agar bangkit lagi. Aku sangat suka menunda-nunda pekerjaan, dan pada akhirnya akan menumpuk di injury time (pinjam istilah sepakbola). Dalam pergaulan, aku paling sulit untuk mengatakan "TIDAK", padahal aku tahu hal itu bertentangan dengan hal yang semestinya. Aku paling sulit untuk menolak, apalagi bila itu sebuah permintaan dari orang-orang yang aku sayangi. Aku tidak ingin mengecewakan mereka, sehingga aku tidak bisa berkata "TIDAK". Bila aku mengecewakan mereka, maka aku akan merasa sangat bersalah, padahal terkadang bukan aku yang salah.

Sungguh sangat berbahaya perpaduan ini bila yang negatif sama-sama kuat menguasai lahir-batinku. Tapi aku sedang berusaha menggali potensi positif dari kedua kepribadian ini. Aku sedang belajar, aku sedang berusaha. Aku tahu, semua itu tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi karakterku, tetapi setidaknya bisa diubah. Perlahan tapi pasti, akan kugali sisi positif Melankolis-Plegmatis itu, aku akan mengubah diriku ke arah yang lebih baik lagi. Semua karakter kepribadian itu punya sisi positif dan negatif, semuanya baik, karena semua ciptaan Tuhan pasti baik adanya.


1 komentar:

  1. Kalau tidak mau berdebat malah bagus. Di dalam agama Islam berdebat itu dilarang. Diperintahkan untuk menghindari perdebatan. Dan para psikolog terkenal sedunia juga menyarankan agar menghindari perdebatan. Menyelesaikan masalah itu bukan dengan cara berdebat. Ngapain berdebat kalau cuma emosi yang keluar? Logika nggak jalan? Secara agama malah menjadi fitnah. Secara kesehatan badan malah bikin stroke. Secara kesehatan jiwa malah bikin gila.

    BalasHapus