Ini tentang keserakahan, tentang ketamakan, tentang keegoisan, tentang arogansi manusia. Semakin berkecukupan manusia, maka semakin serakahlah dia. Seolah-olah segala sesuatunya tak pernah cukup. Selalu saja kurang, kurang, dan kurang... Selalu menginginkan yang lebih, hak orang lain dirampas tanpa perasaan malu ataupun bersalah. Mungkin inilah yang dilakukan oleh para koruptor. Tak ada sedikitpun rasa takut. Semakin kaya malah semakin merasa kurang. Bahkan hukum pun bisa dibeli dengan uang mereka yang seperti tak pernah ada habisnya. Kasih Uang Habis Perkara, itu azas mereka. Segala sesuatunya jadi mudah, uang yang berbicara.
Berbanding terbalik dengan rakyat kecil. Mereka hidup benar-benar pas-pasan. Uang yang tak seberapa itu di-press sedemikian rupa, diatur sebisanya, secukup-cukupnya untuk mencukupi keutuhan sehari-hari dalam rentang waktu tertentu. Tak sedikitpun terlintas di benak mereka untuk berbuat curang. Meski sempat terlintas pun, tak sampai hati berniat untuk melakukannya. Terlalu beresiko menghadapi hukum di negeri ini. Terlalu dibuat-buat. Mereka tak punya biaya untuk memperlancar hukum dan segala urusannya. Jadi, mereka memilih bertahan saja dalam keterbatasan yang mereka punya.
Kadang terlihat tak adil, kadang terlihat seolah-olah Tuhan tidak turun tangan. Sebenarnya bukan begitu. Sebenarnya hati manusia terlalu mudah tergoda oleh rayuan setan. Padahal Tuhan sudah membuat batasan, tapi manusia malah melanggarnya. Jadi, begitulah keadaannya. Godaan setan memang terlihat lebih manis, namun pada akhirnya selalu berakhir tragis.
didedikasikan untuk para calon koruptor
koruptor kelas teri
sekecil apapun,
korupsi tetaplah korupsi...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar