Tapi terkadang ada beberapa bagian dari sejarah hidupku yang rasanya ingin kubuang saja, tak ingin kutuliskan sebagai sebuah sejarah, bahkan untuk diingat pun rasanya muak. Sayangnya, untuk hal ini ternyata sulit. Bayangkan, ada satu bagian kisahmu yang terjadi cukup rumit, jatuh-bangunnya sangat "menyiksa", dan dalam susah-payah itu kau merasakan "keindahannya". Namun serta-merta ada peristiwa yang tidak mengenakkan yang mengharuskanmu untuk melupakannya. Tentu sangat susah, kan?
Lalu apa yang akan kau lakukan?
Berusaha keras untuk melupakannya?
Atau tetap mengingatnya?
Kupikir setiap manusia normal pasti akan menjawab opsi pertama. Ya, mereka akan mati-matian berusaha untuk melupakan semuanya. Mencari berbagai macam hal baru sebagai bentuk pelampiasan dan pelarian. Tapi sayangnya, semakin keras kau mencoba untuk melupakannya, maka semakin susah kau untuk melupakannya.
Satu-satunya cara terakhir adalah terus dan tetap mengingatnya sebagai bagian yang pernah terjadi dalam hidupmu...
Aku pun begitu... Setelah putus asa karena tidak berhasil melupakannya, akhirnya yang ada di pikiran ini adalah semua gambar-gambar kejadian itu yang terjalin seperti film. Ketika menemukan bagian terindahnya, aku "menekan tombol pause" untuk berusaha merasakan bahagia. Ketika menemukan bagian terpahitnya, aku mencoba untuk melewatkannya, namun ternyata tidak bisa. Sangat adil, antara bagian terindah dan terpahit ternyata harus sama-sama dirasakan. Benar-benar seperti menonton film.
Hingga akhirnya aku tersadar, walau kejadian itu adalah kejadian terburuk sekalipun, ia tidak layak untuk dilupakan, karena walau bagaimanapun juga ia adalah salah satu komponen pembentuk "masa kini"ku dan tetap akan menjadi sejarah di "masa depan"ku.
dan kamu, dia, juga mereka...
kalian juga akan menjadi sejarah untuk masa depanku...
Galau.. Galau.. Galau..
BalasHapusLike this!!! :D
hahahahaa....
BalasHapusbaru kebaca ini komennya :D