welcome to the page

welcome to the page

Senin, 17 September 2012

Kisah Anak-anak Loteng Tak Berujung


di loteng tak berujung itu, yang katanya siang panas bagai di sauna dan malam dingin bagai di antartika... loteng tak berujung yang punya daya magnet sangat kuat...
mengamati pola tingkah laku mereka dari sudut berjendela... aktivitas di loteng tak berujung ketika kedua jarum jam hampir bertemu di angka 12 dan gelap menyelimuti...

di sisi depan, terlihat dua perempuan sedang bercengkrama, sepertinya  sedang berbagi isi hati, mengutarakannya hanya empat mata itu sepertinya lebih menyenangkan... selain nyaman, tentu melegakan... rasa galau pun terhalau...

bergeser ke sisi sudut ruang, masih bagian depan, ada dua laki-laki yang sedang mencoba untuk tidur. sayangnya, keadaan sepertinya tidak mengizinkan mereka untuk segera terpejam... lalu pada akhirnya hanya canda tawa dan tingkah unik yang terjadi... sementara satu laki-laki dengan nyamannya terlentang di lantai tanpa alas, sendirian, berusaha memejamkan mata, namun terusik juga oleh dua laki-laki yang sibuk bercanda di belakangnya...

beralih ke sudut sisi belakang... terlihat dua laki-laki dan dua perempuan yang sedang sibuk dengan laptop mereka. sementara televisi dibiarkan menyala, mereka malah asyik ber-wi-fi-ria. seakan telah terjadi emansipasi, kali ini televisi yang menonton manusia...

ketika kaki melangkah melintasi lorong panjang, di ruang pertama terlihat KP bersama Sekjen dan dua bironya sedang asik menonton film dokumenter mereka, film yang terlihat asal-asalan namun sangat berkesan... sederhana namun berharga...

sementara di kamar yang seharusnya jadi tempat para laki-laki, namun ketika populasi perempuan melebihi kapasitasnya sehingga para laki-laki mengalah, di kamar itu terlihat beberapa perempuan yang sedang bersiap untuk tidur. mempersiapkan alas tidur, sibuk mencari bantal dan guling, bahkan sibuk mencari posisi...

beranjak ke kamar satu lagi, kamar terakhir, kamar yang memang khusus untuk para perempuan. mereka sudah terlelap dalam alam mimpi, tak ada lagi suara, tak ada lagi aktivitas, yang ada hanya keheningan yang sesungguhnya...

lalu kaki menuntun kembali ke sudut berjendela, kini giliran diri ini menikmati malam sambil mendengarkan lantunan lagu-lagu favorit dari mp3. tapi sayangnya, sepertinya nyamuk-nyamuk penghuni tempat ini merasa terusik dengan keberadaanku di sudut berjendela ini, mereka seperti berusaha mengusirku.  kini giliranku untuk beranjak ke sudut lain, mata ini harus terpejam, meski –jujur– bila berada di loteng tak berujung ini mata sangat sulit terpejam...

dinamika anak-anak loteng tak berujung, kesederhanaan dalam kebersamaan... semoga tak hanya malam kemarin, semoga kebersamaan itu selalu ada selamanya. meski raga tak selalu bersama, namun cerita tentang kita akan selalu ada. loteng tak berujung ini akan menyimpannya dengan manis sampai kita tak lagi ada.

- dirgahayu PMKRI cb. Palembang Santo Beda Yang Tekun ke-49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar